Kumpulan Cerpen


Kumpulan Cerpen


1. Rindu Pelukan Ibu


            Hari tengah terik-teriknya. Matahari panas menyengat. Zahirah melangkah memasuki halaman rumahnya. Begitu masuk di dalam rumah, dia merasa lega karena tidak kepanasan lagi. Namun, hari itu, meski dia baru saja mendapat nilai bagus di sekolah. Akan tetapi hati Zahirah masih tetap terasa hampa.

          Ya……. begitulah setiap hari yang dialamin Zahirah. Karena tidak ada lagi sosok ibu yang membukakan pintu  rumah saat dia pulang sekolah. Tidak ada lagi ibu yang cerewet menyuruhnya makan siang. Tidak ada lagi ibu yang memasakkan makanan kegemarannya dan lain sebagainya yang membuat hati Zahirah merasa bahagia.

          ”Ibuku sudah meninggalkan aku sejak aku kelas XI MA,” cerita Zahirah kelahiran 08 Januari, satu tahun lalu yang kini kelas tiga MA.Yasmu sekarang ini.

          Zahirah mengaku, pada  awalnya sangat sulit  untuk menerima kenyataan in, jika sang bunda telah meninggalkannya dipanggil Yang Maha Kuasa. Apalagi saat itu, dia masih sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu.”Karena itulah, meski aku hanya 16 tahun bisa bersama ibuku, setiap detik bisa bersama ibu dalah momen spesial buat aku,” katanya dengan sorot mata sedih Zahirah.

          Zahirah bercerita, meski pun ibunya sudah meninggalkannya  sudah 1 tahun, hingga kini dia masih ingat belaian lembut ibunya. Terutama pada saat Zahirah sakit.Dan berbicara kepada sahabatnya tentang semua yang di alaminnya.

“Kalian masih beruntung masih punya ibu yang sayang sama kalian, dari pada aku yang sudah di tinggal ibuku….!!!” Kata Zahrah

“Kamu tidak boleh berbicara kayak gitu, kamu harus yang sabar  dalam  menerima semua cobaan ini…!” kata sahabatku

“Ya aku coba untuk sabar dalam menghadapi cobaan ini ….” Kata Zahirah

“Mungkin semua ini sudah cobaan yang datang dari Allah, sehingga kamu  menjadi yang lebih baik dalam menjalani masa depanmu” kata sahabatnya

“Ya…..sahabatku….” kata Zahirah

          Yang paling tidak bisa aku lupain pada waktu aku sakit kata Ibu  adalah  satu-satunya orang yang berada di sampingku. Ibu terlihat betul-betul cemas dan takut kalau aku kenapa-kenapa. Ibu juga berusaha untuk memberikan pertolongan sampai  ibu  kemudian membawaku buru-buru ke rumah sakit,” ”Aku sedih banget.

          Setiap kenangan bersama ibunya semasa hidup disimpannya dalam hati. Namun kenangan yang paling terindah dalam hidupku  bersama ibuku,  pada waktu itu aku, ibuku dan keluarga ku pulang kampung ke rumah Nenek yang ada di Surabaya. ”Selama perjalanan menggunakan mobil itu, aku betul-betul ngerasa kalau ibu selalu sayang sama aku. Semua kebutuhan aku dipenuhi oleh ibu. Saat aku lelah dan  tertidur pun, aku dipeluk ibu. Aku benar-benar rindu pelukan ibu,” kata Zahirah
         
          Zahirah bilang, ibu, dulu, sekarang dan pada masa yang akan datang, akan  tetap menjadi sosok yang  paling berarti dalam hidupku. Dan Zahirah bilang, hanya ibunya yang  bisa menenangkan hatinya di kala dia sedih.Kemudian, Zahirah berbicara sambil melihat foto ibunya.” emang nggak enak banget ya kalo ibu udah nggak bersama kita”. Zahirah sempat ngerasa jadi orang yang  labil, hidup terasa nggak ada warna. Dan semuanya terasa sedih bagiku.

          ”Kadang aku juga merasa kekanak-kanakan. Saat aku sadar ibu udah nggak ada, bawaannya pengen nangis terus,” katanya Zahirah. Yang bisa dilakukannya saat ini, yakni mendoakan ibunya.”Aku mendoakan ibu dalam setiap doaku. Semoga ibu disayangi Allah seperti ibu menyayangi aku,” katanya Zahirah.

          ”Ibuku juga selalu punya cara untuk menegurku. Aku benar-benar merasa kehilangan segalanya saat ibuku dipanggil Yang Maha Esa. Tapi aku ingin buktikan, kalau aku bisa membuat ibu bahagia dengan menjadi anak yang baik,” ujar Zahirah.


“Ibu adalah seorang yang paling berharga dalam dalam hidup kita semua, dia yang mengandung, melahirkan  dan membesarkan kita sampai sekarang ini., sosok ibu dengan segala kelembutan maupun keterbatasannya adalah  sosok yang agung. Berkat ibulah kita bisa menjadi siapa saja.” Biarkan jantungku terus berdetak bersama sang waktu. Biarkan  ragaku  ini bergerak bersama senandung rindu . Yang pasti kaki ini akan terus melangkah meski ibu telah tiada. Semua kenangan dan cinta ini masih tersimpan indah di sudut hatiku. Aku selalu merindukanmu ibu, agar semua tahu kematian tak mengakhiri kasih sayang seorang ibu yang abadi untuk selamanya.
.Aku berpesan bagi temen-temen yang beruntung masih didampingi ibu sampai sekarang, bahagiakanlah ibu kita semaksimal mungkin,” ujar Zahirah lagi. Jadi, tunggu apa lagi”







2. Terpikat Suara Azan, Tatiana Pilih Islam 

Gadis asal Slowakia itu terbuka hatinya kepada Islam selepas mendengar suara azan kala berkunjung ke Kairo, Mesir. “Ketika mendengar suara azan, jujur saja, saya merasakan getaran-getaran aneh dalam hati. Ketika itu saya seakan terhipnotis dan tak mendengar suara lain kecuali suara yang berkumandang melalui menara masjid itu,” akunya. Sekembalinya ke Slowakia dia memperdalam Islam dengan dibantu Muslimah di sana. Bahkan internet juga sangat membantunya dalam mengenal Islam. Alhasil, dia pun memeluk Islam dan kini menjalani hari-hari yang dikatakannya sebagai begitu indah dan nikmat terasa. Itulah Tatiana Fatimah, yang kami rangkum dari beberapa situs.

          “Sejuta kata-kata tak cukup untuk mengekspresikan bagaimana kecintaan saya kepada Allah. Inilah yang saya rasakan saat ini. Islam ibarat darah yang mengalir di sekujur tubuh hingga ke ujung jari saya. Ketika bercakap-cakap dengan Allah di dalam shalat, sangat indah,” kata Tatiana.
         
“Saya berterima kasih kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala atas hadiah yang sangat berharga ini, yakni menjadikan saya sebagai seorang Muslim. Sepanjang hidup kini hanya untuk memuji dan mensyukuri nikmat-Nya,” kata dia lagi.

Suka traveling

          Sebelum seperti sekarang, perjalanan Tatiana menuju Islam cukup sederhana dan tidak melewati jalan yang rumit. Kadang dia mengaku sering tersenyum sendiri jika ingat perkenalan pertamanya dengan Islam. “Traveling adalah kesukaan saya. Kami sering bepergian sekeluarga dengan berkunjung ke berbagai negara. Negara-negara Muslim telah banyak pula jadi tempat liburan kami,“ akunya.

          “Mesir merupakan negara terakhir yang pernah kami kunjungi. Budaya dan segala rupa keunikan masyarakatnya sangat berkesan di hati,“ kenangnya. Di sana pula pertama kali Tatiana bersentuhan secara dekat dengan masjid. Namun waktu ke sana dia belum sempat masuk ke dalamnya. “Waktu itu saya mengira, karena bukan Muslim, dilarang masuk ke dalam masjid,“ katanya.

          “Tapi jujur saya katakan, ketika mendengar suara azan, saya merasakan getaran-getaran aneh dalam hati,“ aku dia. Ketika itu Tatiana seakan terhipnotis dan tak mendengar suara lain kecuali suara yang berkumandang melalui menara mesjid. Dia benar-benar terpikat dengan suara azan.

“Yang lebih berkesan lagi adalah tatkala melihat orang-orang yang berkumpul di dalam masjid, penuh dengan kesan kesatuan dan kasih sayang dikala mendirikan shalat. Hal itu hingga kini masih sangat berbekas dalam ingatan saya,“ katanya lagi.

Tertarik bahasa Arab

          “Oya saat itu saya tidak banyak tahu tentang Islam. Sama sekali nol. Berbanding terbalik dengan apa yang telah saya ketahui hari ini,“ kata dia. Tatiana masih ingat, waktu ketika kembali dari Kairo, dia sangat tertarik sekali belajar bahasa Arab. “Secara tiba-tiba bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang paling indah di dunia,“ tukasnya. Sayangnya di kota tempat Tatiana tinggal tidak ada kursus yang menyelenggarakan bahasa Arab. Kala itu cuma ada bahasa Inggris dan Jerman.

Pernah pihak sekolah berencana membuka kelas bahasa Arab. Tapi dibatalkan. “Waktu itu mau masuk puasa Ramadhan. Rupanya sang guru yang berasal dari Arab, mau pulang liburan ke kampung halamannya. Makanya dibatalkan. Tentu saja saya kecewa berat,“ sambung Tatiana.

          Beberapa lama dia vakum dari mempelajari bahasa Arab. Namun dia mengaku memang sangat “haus” untuk mempelajari Islam dan bahasa Arab secara lebih mendalam. “Tak lama saya mulai belajar Islam lagi, secara perlahan. Mulai dari awal sekali. Belajar melalui internet. Berbagai website tentang Islam saya telusuri. Begitu juga semua chanel di TV yang menyajikan acara tentang Islam dan Muslim tak pernah saya lewati,” tuturnya. Dia juga ikut sebuah forum khusus untuk wanita via internet. Ya melalui internet Tatiana banyak belajar Islam.

Ikut kelas Al-Quran

          Ada juga beberapa warga Muslim Slowakia yang membantunya dalam memahami Islam. Pernah satu ketika seorang Muslimah asal Kosice memberitahukan akan ada kelas bahasa Arab dan Alquran. Kosice merupakan sebuah region di Slowakia yang memiliki luas wilayah 6.753 km² dan populasi penduduk 766.012 jiwa. “Muslimah itu cukup saya kenal wajahnya sebab sering tampil di acara talk show menceritakan tentang Islam dan Muslim,” kenangnya.

          “Saya tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan segera mengirim email kepadanya memberitahukan keikutsertaan saya. Kami ketemu sepekan kemudian. Bukan main. Orangnya sangat ramah dan santun sekali. Wajahnya memancarkan kedamaian,” aku Tatiana lagi.

          Satu sifat Tatiana, yakni dia selalu berprasangka baik terhadap orang lain. Jadi tak sulit baginya untuk belajar sesuatu yang baru. Tak ada rasa takut tentang disebut teroris, misalnya. “Saya belajar dari siapa saja. Saya hadir bersama rekan Muslimah tersebut ke kelas bahasa Arab. Tak berapa lama saya punya banyak kenalan baru. Saya hadir secara rutin dan sangat menikmati kelas Alquran,” katanya. Ketika itu dia belum masuk Islam lagi, namun tak menghalanginya untuk belajar Quran. Semua yang ada di kelas sangat respek dan membantu setiap kesulitan yang dihadapinya.

Selepas beberapa bulan kemudian kelas bahasa Arab berakhir. Tapi keakraban di antara mereka telah terjalin begitu kental. “Kami sering bertemu. Bahkan sering kami diskusi berjam-jam lamanya. Bagi saya hal itu sangat membantu untuk mengenal kehidupan Islam lebih dalam,” imbuh dia.
Waktu itu Tatiana masih ragu-ragu, antara masuk Islam dan tidak. “Saya masih menghadapi dilema soal itu. Tapi batin saya mengatakan itu bukan hal krusial. Yang paling penting sekarang adalah belajar mengenal dan mencintai Tuhan (Allah).

Saya bertanya kepada kawan-kawan Muslimah lainnya, kapan waktu yang tepat (untuk masuk Islam). Mereka secara diplomatis menjawab bahwa tanda itu nanti akan datang dengan sendirinya. Mereka menyebutnya dengan hidayah Allah.”
Keluarga Tatiana berlatar belakang Kristen Katolik. Namun dia mengaku tak ada seorang pun yang membimbingnya belajar agama. Praktis sejak kecil dia tak menganut agama apapun. “Ibu memberikan kebebasan bagi saya untuk memilih keyakinan. Dia tak memaksa. Semua terserah saya. Keluarga saya bahkan tak pernah pergi ke gereja,” katanya berterus terang. Namun Tatiana mengaku, di antara anggota keluarga yang lain dialah yang lebih “alim”. “Saya merasa Tuhan itu ada dan dekat sekali.”

Waktu berlalu dan semuanya berjalan biasa saja, tak ada kejutan yang berarti. Setiap hari Tatiana berdoa supaya Tuhan beri petunjuk kepadanya untuk jadi seorang Muslim.

Debar aneh

          Pas musim panas Tatiana menghabiskan waktu liburannya di rumah nenek. Selepas liburan dan kembali ke rumah dia merasakan sesuatu yang lain dalam hati. Sesuatu yang amat “spesial“ itu hadir secara tiba-tiba. Spontan Tatiana teringat dengan kata-kata teman Muslimahnya:”Satu saat kamu akan dapatkan petunjuk dari-Nya.“

“Entah mengapa saya persis seorang anak kecil yang baru mendapatkan sesuatu. Mendadak saya merasakan gairah yang hebat untuk segera menjadi seorang Muslim. Tuhan serasa membimbing saya,” aku dia. Tatiana benar-benar ingin segera dekat dengan Yang Kuasa.

Dia percaya kebenaran telah datang. Allah telah kirimkan kepadanya. Tekad Tatiana sudah bulat. Dia tidak ragu-ragu lagi untuk memeluk Islam. “Saya yakin pilihan saya benar adanya. Jika Anda tanya kenapa, saya tak mampu menjawabnya. Tapi saya yakin dengan sinyal ini,” tukas Tatiana.

Bersyahadah

Tatiana memberitahukan rekan Muslimah yang pertama kali membimbingnya. “Tak berapa lama saya pun bersyahadah. Rekan-rekan memeluk saya dengan penuh kasih sayang. Saya merasa seperti “orang baru” di dunia ini. Seperti dilahirkan kembali. Menurut Alquran semua dosa-dosa masa lalu dihapuskan. Seperti kain putih, tak ada noda lagi. Saya sudah siap untuk menjalani kehidupan baru ini,” kenangnya.

Pada awal keislaman, dia semakin banyak bertanya terutama hal-hal yang prinsipil dalam Islam. “Saya ingin tahu apa saja, dari nol. Jujur saja, keinginan untuk belajar sangat menggelegak ketika itu. Islam benar-benar telah “membangunkan” kehidupan baru bagi saya. Saya inginnya mendapat semua informasi, dari hukum-hukum hingga sejarah Islam dan bermaksud meneruskannya ke koleganya yang lain,” kata dia penuh obsesi.

“Contekan” shalat


      “Oya usaha pertama saya untuk shalat sangat amatiran sekali. Tapi semuanya benar-benar keluar dari hati, bukan paksaan,” kenang dia. Ketika baru pertamakali belajar, dia menulis semua tatacara shalat di secarik kertas. Begitu juga dengan ayat Alquran, ditulisnya di secarik kertas. Jadi dia membaca “contekan“ di kertas tersebut sembari shalat. Bukan main. “Tahu tidak, sekitar tiga minggu kemudian saya sudah bisa mengerjakan shalat tanpa bantuan kertas itu lagi,” ujarnya senang.
        “Saya selalu berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam belajar Islam,” tukasnya. “Islam agama yang sangat indah, “ kata dia lagi.

Di akhir penuturannya, dia berharap dapat terus dekat dengan Allah dan melakukan segala hal semata-mata karena perintah-Nya. “Menghindari larangannya, lalu memperlihatkan dan memberi contoh budi pekerti yang baik kepada orang lain. Hanya dengan cara itu kita bisa tunjukkan Islam yang sebenarnya,” tutupnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar